Jumat, 18 November 2022

Selama Nafas Berhembus. Ribuan Kali Nyungsep, Kami Bangun Dan Berlari

Melaku-melaku ke Pulau Bali usai perhelatan event Internasional di Nusadua - Bali beberapa waktu lalu, membawa perubahan yang menggembirakan di dunia pariwisata. Saat pandemi covid-19 silam. Bali begitu memprihatinkan semua pelaku usaha dan jasa pariwisata nyungsep tak berdaya.

Pagelaran Budaya. sumber. Kantor Berita Antara

 

Alhamdulillah di penghujung tahun 2021 Indonesia ditunjuk menjadi presidensil Group of twenty (G-20), Presiden Joko Widodo yang hadir di Roma – Italia saat itu, bisa saja menolak karena belum siap lantaran politik dalam negeri serta perekonomian yang morat-marit, bahkan sampai saat inipun masih morat-marit.

 

Wis ta terimo ae, cukup waktu kanggo prepare. Urusan keri, pokoke siap maju..! Demi harga diri Bangsaku”  (kami bersedia menerima, cukup waktu untuk mempersiapkan. Masalah urusan belakangan yang penting siap maju, demi harga diri Bangsa Indonesia) begitulah yang terlintas dibenak Jokowi, saat itu.

 

Saat perjalanan pulang ke Tanah Air beserta rombangan terjadilah kasak-kusuk diskusi sederhana di dalam pesawat kepresidenan RI. “Ini momennya untuk membangun pariwisata exclusif menciptakan Bali kedua, Lombok. Labuan Bajo. Raja Ampat. Tetapi kita harus pulihkan Bali-nya dahulu, jadikan lokasi pertemuannya nanti di Bali. Acara tidak akan sukses, tanpa partisipasi Masyarakat Indonesia. Laksanakan..!” Titah Presiden Joko Widodo saat itu, kepada tim dan rombongan.

 

Singkat cerita data statistik covid-19 melandai. Aktifitas sosial ekonomi masyarakat mulai bergerak, ibarat seorang bayi yang baru belajar merangkak. Sangat lambat dan terkadang tersungkur bahkan banyak yang nyungsep tak bergerak, karena kehabisan modal. Begitulah realita yang terjadi ditengah masyarakat belum lagi cobaan musibah bencana alam.

 

Secara pribadi Cak Getuk miris mendengar cobaan yang terjadi di Bumi Pertiwi. Terlebih sebagian daerah di pulau Bali yang menjadi tuan rumah KTT G20 mengalami longsor, rob, serta sebagian jalan protokol di kota Denpasar seperti Jl. Gatot Subroto Barat mengalami kerusakan parah, akibat erosi. Alhamdulillah KTT G20 telah berlangsung sesuai keinginan, semua cepat dibenahi dan diatasi melalui komando Gubernur Bali. I Wayan Koster beserta tim kerja dan masyarakat yang turut berpartisipasi.

 

Dikutip dari berbagai sumber. Acara KTT G20 di Bali menghabiskan dana sekitar Rp.800 Milar mulai dari persiapan sampai acara puncak. Dari pertemuan di Bali menghasilkan kesepakatan kerja sama dengan beberapa negara maju seperti Negara Amerika Serikat menginvestasikan dananya sebesar Rp.38,82 Triliyun di bidang chemical dan Lingkungan hidup menurunkan emisi karbon.

 

Negara Jepang, Turki dan Ingeris menanam modal di Indonesia untuk Infrastrukstur dan transportasi. Negara China Rp. 5 Miliar untuk teknologi kendaraan listrik dan Rp. 75 Triliyun di sektor EBT (Energi Baru Terbarukan).

 

Sebagai rakyat jelata Cak Getuk berharap, dari hasil pertemuan Internasional tersebut, semua bisa dimanfaatkan untuk membangun kepentingan ekonomi Masyarakat Indonesia khususnya UMKM, akses jalan dan infrastruktur jaringan internet dari Sabang sampai Merauke dari pulau Rote ke pulau Mianggas. Tidak ada lagi anggaran yang di korupsi dan pungli tender proyek, maupun nepotisme makelar proyek. Semua bergerak atas nama Bangsa Indonesia menuju mercusuar dunia.

 

Dibentuk Group Twenty Untuk Kepentingan Siapa Sebenarnya ?

 

Kilas balik ke waktu lampau. Satu hari di Eropa suhu udara terasa dingin membeku, tepatnya awal tahun 1970 Presiden Amerika serikat saat itu di jabat Ricardh Nixon curhat kepada 3 rekannya yang juga pejabat tinggi negara Inggris, Perancis dan Jerman.

 

G8.2012. Tanpa Kehadiran Rusia doc. Routers


“Bro, gue stress nich..  sekarang harga minyak semakin mahal banget,  gue jadi susah untung tipis banget dan negara gue lagi mengalami surplus ekonomi enggak punya stok Emas batangan, kalau begini terus bisa bangkrut ” kata Nixon dengan nada galau.

 


“Ente bener brother. Inggris juga mengalami hal yang sama. Bagaimana kalau kita rekrut anggota baru di Wilayah Timur yang jumlah penduduknya banyak dan konsumtif, jadikan sebagai pasarnya. Lalu kita kasih modal pemerintahnya dan kita ambil keuntungan pertahunnya, bagaimana pendapat kalian?” kata Perdana Menteri Harold Wilson. Sembari menuang wisky kedalam slokinya sebagai tanda kesepakatan misi Group Four.

 

Ternyata apa yang dialami Ricardh Nixon sama dengan ketiga sahabatnya itu, lalu pada tanggal 25 Maret 1973. saat itu Amerika Serikat dan Inggris sudah mengembangkan teknologi internet sebagai propaganda media komunikasi. Pada tahun yang sama, Jepang ikut hadir dan bergabung membentuk G5 yang saat itu mereka negara kuat perekonomiannya dan teknologinya.

 

Sang waktu terus bergulir tahun-pun berganti tahun. Kelima Negara Adikuasa dan adidaya selalu melakukan pertemuan berpindah-pindah, ketawa-ketiwi, sembari bergoyang salsa membahas mengenai Geopolitik dinegara mereka. Tahun 1975 bergabunglah Italia, lalu pada tahun 1976 kanada bergabung menjadi Goup sevent (G7). Melihat mereka asyik terus dan mencari keuntungan untuk grup tersebut, pada 1997 bergabunglah Rusia, menjadi G8.

 

Rusia menganggap Grup yang diikutinya bukan sebuah institusi resmi dan tidak memiliki struktur organisasi maupun kantor serikat bersama, semua kegiatannya tidak resmi. Mengetahui kondisi grup adikuasa dan adidaya tersebut tidaklah penting bagi Rusia, Vladimir Putin berulah dengan mengganyang wilayah Krimea yang menjadi bagian Ukraina, akibat ulah tersebut dikeluarkan Rusia dari group pada tahun 2014.

Seiring berjalannya sang waktu, Group Sevent pun berbenah dan menjadi sebuah organisasi resmi dan penting membahas tentang krisis global yang terjadi pada dunia dan pada tahun 1999 menjadi G20 mengganti G7 yang dianggap mengecewakan dan gagal oleh beberapa negara.

Anggota dari G20 terdiri dari : Afrika Selatan. Amerika Serikat. Arab Saudi. Argentina. Australia. Brasil. India. Indonesia. Inggris. Italia. Jepang. Jerman. Kanada. Meksiko. Republik Korea. Rusia. Perancis. Tiongkok. Turki. Uni Eropa.

Kalau ditinjau penghasilan sebuah negara melalui sumber wikipedia bukan dari badan statistik.  Di tahun 2021 – 2022. Brunai Darusalam adalah negara kaya di Asia Tenggara, karena Brunai Darusalam jumlah penduduknya hanya 441.532 Jiwa dengan pendapatan negara $35,555 Miliar. Singapura memiliki jumlah penduduk  5.630.000 Jiwa dengan pendapatan negara $424,431 Miliar.  Negara Malaysia $364,68 miliar, dengan jumlah penduduk 32.780.000 Juta Jiwa. Ketiganya belum menjadi anggota tetap dalam G20.

 Indonesia dengan pendapatan negara sebesar $1,29 Triliun dengan jumlah penduduk 275.773.800 Jiwa. Negara India memiliki jumlah penduduk mencapai 1.375.586.000 Jiwa. Dengan penghasilan negara sebesar $3.469 Trilliun. Selain china, penduduk Indonesia dan India merupakan pasar yang menguntungkan, Bagi Negara Wilayah Barat. *Get 

Bali Melawan Lupa

Indonesia baik