Jumat, 18 November 2022

Selama Nafas Berhembus. Ribuan Kali Nyungsep, Kami Bangun Dan Berlari

Melaku-melaku ke Pulau Bali usai perhelatan event Internasional di Nusadua - Bali beberapa waktu lalu, membawa perubahan yang menggembirakan di dunia pariwisata. Saat pandemi covid-19 silam. Bali begitu memprihatinkan semua pelaku usaha dan jasa pariwisata nyungsep tak berdaya.

Pagelaran Budaya. sumber. Kantor Berita Antara

 

Alhamdulillah di penghujung tahun 2021 Indonesia ditunjuk menjadi presidensil Group of twenty (G-20), Presiden Joko Widodo yang hadir di Roma – Italia saat itu, bisa saja menolak karena belum siap lantaran politik dalam negeri serta perekonomian yang morat-marit, bahkan sampai saat inipun masih morat-marit.

 

Wis ta terimo ae, cukup waktu kanggo prepare. Urusan keri, pokoke siap maju..! Demi harga diri Bangsaku”  (kami bersedia menerima, cukup waktu untuk mempersiapkan. Masalah urusan belakangan yang penting siap maju, demi harga diri Bangsa Indonesia) begitulah yang terlintas dibenak Jokowi, saat itu.

 

Saat perjalanan pulang ke Tanah Air beserta rombangan terjadilah kasak-kusuk diskusi sederhana di dalam pesawat kepresidenan RI. “Ini momennya untuk membangun pariwisata exclusif menciptakan Bali kedua, Lombok. Labuan Bajo. Raja Ampat. Tetapi kita harus pulihkan Bali-nya dahulu, jadikan lokasi pertemuannya nanti di Bali. Acara tidak akan sukses, tanpa partisipasi Masyarakat Indonesia. Laksanakan..!” Titah Presiden Joko Widodo saat itu, kepada tim dan rombongan.

 

Singkat cerita data statistik covid-19 melandai. Aktifitas sosial ekonomi masyarakat mulai bergerak, ibarat seorang bayi yang baru belajar merangkak. Sangat lambat dan terkadang tersungkur bahkan banyak yang nyungsep tak bergerak, karena kehabisan modal. Begitulah realita yang terjadi ditengah masyarakat belum lagi cobaan musibah bencana alam.

 

Secara pribadi Cak Getuk miris mendengar cobaan yang terjadi di Bumi Pertiwi. Terlebih sebagian daerah di pulau Bali yang menjadi tuan rumah KTT G20 mengalami longsor, rob, serta sebagian jalan protokol di kota Denpasar seperti Jl. Gatot Subroto Barat mengalami kerusakan parah, akibat erosi. Alhamdulillah KTT G20 telah berlangsung sesuai keinginan, semua cepat dibenahi dan diatasi melalui komando Gubernur Bali. I Wayan Koster beserta tim kerja dan masyarakat yang turut berpartisipasi.

 

Dikutip dari berbagai sumber. Acara KTT G20 di Bali menghabiskan dana sekitar Rp.800 Milar mulai dari persiapan sampai acara puncak. Dari pertemuan di Bali menghasilkan kesepakatan kerja sama dengan beberapa negara maju seperti Negara Amerika Serikat menginvestasikan dananya sebesar Rp.38,82 Triliyun di bidang chemical dan Lingkungan hidup menurunkan emisi karbon.

 

Negara Jepang, Turki dan Ingeris menanam modal di Indonesia untuk Infrastrukstur dan transportasi. Negara China Rp. 5 Miliar untuk teknologi kendaraan listrik dan Rp. 75 Triliyun di sektor EBT (Energi Baru Terbarukan).

 

Sebagai rakyat jelata Cak Getuk berharap, dari hasil pertemuan Internasional tersebut, semua bisa dimanfaatkan untuk membangun kepentingan ekonomi Masyarakat Indonesia khususnya UMKM, akses jalan dan infrastruktur jaringan internet dari Sabang sampai Merauke dari pulau Rote ke pulau Mianggas. Tidak ada lagi anggaran yang di korupsi dan pungli tender proyek, maupun nepotisme makelar proyek. Semua bergerak atas nama Bangsa Indonesia menuju mercusuar dunia.

 

Dibentuk Group Twenty Untuk Kepentingan Siapa Sebenarnya ?

 

Kilas balik ke waktu lampau. Satu hari di Eropa suhu udara terasa dingin membeku, tepatnya awal tahun 1970 Presiden Amerika serikat saat itu di jabat Ricardh Nixon curhat kepada 3 rekannya yang juga pejabat tinggi negara Inggris, Perancis dan Jerman.

 

G8.2012. Tanpa Kehadiran Rusia doc. Routers


“Bro, gue stress nich..  sekarang harga minyak semakin mahal banget,  gue jadi susah untung tipis banget dan negara gue lagi mengalami surplus ekonomi enggak punya stok Emas batangan, kalau begini terus bisa bangkrut ” kata Nixon dengan nada galau.

 


“Ente bener brother. Inggris juga mengalami hal yang sama. Bagaimana kalau kita rekrut anggota baru di Wilayah Timur yang jumlah penduduknya banyak dan konsumtif, jadikan sebagai pasarnya. Lalu kita kasih modal pemerintahnya dan kita ambil keuntungan pertahunnya, bagaimana pendapat kalian?” kata Perdana Menteri Harold Wilson. Sembari menuang wisky kedalam slokinya sebagai tanda kesepakatan misi Group Four.

 

Ternyata apa yang dialami Ricardh Nixon sama dengan ketiga sahabatnya itu, lalu pada tanggal 25 Maret 1973. saat itu Amerika Serikat dan Inggris sudah mengembangkan teknologi internet sebagai propaganda media komunikasi. Pada tahun yang sama, Jepang ikut hadir dan bergabung membentuk G5 yang saat itu mereka negara kuat perekonomiannya dan teknologinya.

 

Sang waktu terus bergulir tahun-pun berganti tahun. Kelima Negara Adikuasa dan adidaya selalu melakukan pertemuan berpindah-pindah, ketawa-ketiwi, sembari bergoyang salsa membahas mengenai Geopolitik dinegara mereka. Tahun 1975 bergabunglah Italia, lalu pada tahun 1976 kanada bergabung menjadi Goup sevent (G7). Melihat mereka asyik terus dan mencari keuntungan untuk grup tersebut, pada 1997 bergabunglah Rusia, menjadi G8.

 

Rusia menganggap Grup yang diikutinya bukan sebuah institusi resmi dan tidak memiliki struktur organisasi maupun kantor serikat bersama, semua kegiatannya tidak resmi. Mengetahui kondisi grup adikuasa dan adidaya tersebut tidaklah penting bagi Rusia, Vladimir Putin berulah dengan mengganyang wilayah Krimea yang menjadi bagian Ukraina, akibat ulah tersebut dikeluarkan Rusia dari group pada tahun 2014.

Seiring berjalannya sang waktu, Group Sevent pun berbenah dan menjadi sebuah organisasi resmi dan penting membahas tentang krisis global yang terjadi pada dunia dan pada tahun 1999 menjadi G20 mengganti G7 yang dianggap mengecewakan dan gagal oleh beberapa negara.

Anggota dari G20 terdiri dari : Afrika Selatan. Amerika Serikat. Arab Saudi. Argentina. Australia. Brasil. India. Indonesia. Inggris. Italia. Jepang. Jerman. Kanada. Meksiko. Republik Korea. Rusia. Perancis. Tiongkok. Turki. Uni Eropa.

Kalau ditinjau penghasilan sebuah negara melalui sumber wikipedia bukan dari badan statistik.  Di tahun 2021 – 2022. Brunai Darusalam adalah negara kaya di Asia Tenggara, karena Brunai Darusalam jumlah penduduknya hanya 441.532 Jiwa dengan pendapatan negara $35,555 Miliar. Singapura memiliki jumlah penduduk  5.630.000 Jiwa dengan pendapatan negara $424,431 Miliar.  Negara Malaysia $364,68 miliar, dengan jumlah penduduk 32.780.000 Juta Jiwa. Ketiganya belum menjadi anggota tetap dalam G20.

 Indonesia dengan pendapatan negara sebesar $1,29 Triliun dengan jumlah penduduk 275.773.800 Jiwa. Negara India memiliki jumlah penduduk mencapai 1.375.586.000 Jiwa. Dengan penghasilan negara sebesar $3.469 Trilliun. Selain china, penduduk Indonesia dan India merupakan pasar yang menguntungkan, Bagi Negara Wilayah Barat. *Get 

Bali Melawan Lupa

Indonesia baik

Jumat, 28 Oktober 2022

Dummy E-Magz. ETALASE untuk smartphone

Disertai gejolak Sumpah Pemuda Ke 94. Bersatu Membangun Negeri. Cak Getuk berupaya memberikan gagasan sederhana dalam membangun semangat menumbuhkan kesadaran Nasional.

Walaupun harus jungkir balik, tunggang-tungging serta pontang-panting menyusun huruf demi huruf yang tersusun acak di keyboard komputer terkadang touchscreen gadjet sekedar merapikan lembar demi lembar naskah halaman. 

Alhamdulillah akhirnya sebuah Majalah Elektronik atau kerennya, E-Magz berhasil dibidani tanpa perayaan atau ritual tradisi kelahiran pada umumnya. Dengan keyakinan  BASMALAH serta semangat Sumpah Pemuda langsung diberi nama ETALASE.

Harapan Etalase bisa diterima masyarakat, dan tumbuh berkembang, serta banyak partisipasi dari para pelaku usaha yang ingin mempromosikan produk unggulannya.

ETALASE merupakan sebuah layanan informasi, promosi / kampanye serta publikasi yang dikemas dalam sebuah artikel yang informatif dan menghibur. Di update sebulan sekali.

Etalase menargetkan segmen seluruh masyarakat Indonesia yang berusia 18th+. Isi dari Etalase terdiri dari 55% Advetorial. 15% informasi Sosial. Agrobisnis. Seni dan budaya. 20% mengulas tentang wisata dan 10% tentang kesehatan.


Sebagai dami/Majalah Elektonik untuk Seluler KLIK INI

 

Backcover ETALASE

Halaman 11

Halaman 10
 
Halaman 9

halaman 8

Halaman 7

Halaman 6

Halaman 5

Halaman 4

Halaman 3

       

Halaman 2

Halaman 1




Kamis, 23 Juni 2022

Lamunan Es Kelapa Muda

 


 Siang itu matahari bersinar begitu terik, seakan membakar kulit dekil Cak Getuk. “Segelas es kelapa muda sepertinya bisa menyegarkan kerongkonganku yg kering ini” batin pria berkulit coklat pekat, memesan  segelas es, disebuah kedai penjual kelapa.

 


 Sembari meneguk es segar tersebut, Cak Getuk mengeluarkan android disaku tas mungil yang menggelantung di pundaknya. Diaktifkan salah satu media sosial yang menjadi favoritnya. Hingga menunggu cuaca sedikit berdamai, diapun mulai asyik dengan gadget yang digenggamnya. 

 

 Berselancar di media Youtube, banyak para kreator Youtube memposting tentang perbandingan kekayaan negara berdasarkan PDB. Dan kerennya para kreator ini, dengan mengulik data yang diperoleh menjadi sebuah konten keren dalam mendulang viewer. Dan kontennya menjadi sebuah tontonan yang menarik, perhatian Cak Getuk.

 

 Aneka judul konten yang beragam tersebut, menggugah jemari Cak Getuk untuk mengklik satu judul dari yang informatif hingga yang provokatif-pun ditontonnya. Dalam tayangan konten yang isinya mengulas tentang sebuah kekayaan negara, mulai dari tingkat Dunia. Asia Pasifik dan Asia Tenggara.

 

 Kalau bicara mengenai Indonesia, tentunya meringis saat menonton konten perbandingan dalam sebuah peringkat kekayaan negara ini. Indonesia memiliki nilai Produk Domestik Bruto (PDB), merilis sebuah situs bps.go.id tahun 2021. mencapai US$ 4.349,5. Atau Rp 62,2.jt.  

 

 Tetapi Cak Getuk kali ini bukan mengulas tentang perbandingan kaya atau miskin sebuah negara. Karena kekayaan sebuah negara itu berbeda satu negara dengan negara lain, lagipula kekayaan sebuah negara merupakan anugerah dari Allah, bila tidak dirawat secara bijak. Maka kekayaan yang ada bisa rusak dan punah, Sumber Daya Alamnya.

 

 Menelusuri google map benua Asia dan ditelisik secara zoom-in, Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 99.083 Km. Garis Pantai yang panjang dan lautan yang luas, sepertinya belum dikelola secara bijaksana dan optimal. Ditambah lagi Indonesia merupakan salah satu Negara yang dilintasi garis khatulistiwa, dan tentunya memiliki tanah yang subur terlebih lagi Indonesia hanya memiliki dua musim panas dan hujan, dengan penduduk mencapai 273 juta lebih yang tersebar di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

 Semua itu merupakan anugerah kekayaan dari Allah untuk Negara ini, tentunya mengolah tanpa memusnahkan ekosistem sumber daya alam yang dikelola, harus dengan adil, bijaksana dan semaksimal mungkin. Walhasil PDB kita bisa melejit lebih tinggi atau mungkin, bisa melenting jauh melampaui negara maju.

 

 Kebijakan pemerintah pusat-pun sudah menggelontorkan dana desa yang cukup besar nilainya. Walaupun belum merata, tujuan dana desa tersebut digunakan dalam mengelola desa bersama masyarakatnya. Faktor utama minimnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, bukan karena dampak perang Rusia dengan Ukraina dan bukan pula akibat Pandemi Covid-19. Tetapi kurangnya kesadaran, dalam membangun untuk kepentingan  semua umat.

 

 "Mari kita kilas balik ke masa, dimana Indonesia belum terbit", Indonesia tercipta bukan karena Masyarakat Jawa, Sumatera, gugusan Kepulauan Riau, gugusan Kepulauan Seribu, bukan juga Masyarakat Kalimantan, Sulawesi, gugusan kepulauan Nusa – Bali dan Masyarakat Irian Jaya.

 

 Indonesia diciptakan atas kesepakatan bersama, Indonesia adalah sebuah warisan dari kakek moyang pendiri bangsa di masa lalu. Generasi Milenial dan Gen Z saat ini harus menjaga merawat serta berkarya untuk negeri ini, dalam mewujudkan keadilan sosial bagi Masyarakat Indonesia.

 

 Merawat dan menjaga sebuah warisan pusaka ini memang tidak mudah, perlu kesadaran diri yang tinggi untuk mengelola sumber daya alam yang ada didaerah, tanpa memusnahkan ekosistemnya. Bergotong royong bersama Pemerintah Daerah dengan Masyarakatnya dalam mengelola SDA semaksimal mungkin secara bijak, dalam memperoleh hasil secara optimal.

 

 Bila kesadaran diri terbangun secara serentak, tentu tidak ada lagi orang bicara atas nama  kelompok, tidak ada lagi pejabat yang rakus. Semua akan bekerja atas nama kita bersama, mewujudkan kesetaraan sebuah bangsa di mata dunia.

 

 “Permisi pak, gelas sisa es kelapanya sudah dikerubungi semut, saya angkat untuk dibersihkan. Kalo mau pesan lagi, silahkan pak..!” tegur sang penjual membuyarkan lamunan Cak Getuk, disadarinya sudah ratusan semut merah mengkudeta isi gelas, sisa es kelapa muda yang belum habis.

 

 Pria berkulit dekil tersebut berdiri dan mengeluarkan uang dua puluh lima ribu dari saku celananya. Diselipkan uang tersebut dibawah gelas sisa minuman yang telah dipesannya. Sambil bergumam,  seakan berbicara kepada pasukan semut yang main serobot saja, memanfaatkan kelengahan Cak Getuk.  “ Brow... bubar, pesta usai..!! ”  (#_ #


PERGI KE CHANNEL

  

Minggu, 12 Juni 2022

PENJOR ESTETIKA SENI BERNILAI TINGGI


Beberapa tahun silam Janur Penjor marak ditemui di bumi Nusantara wabilkhusus pulau Jawa hingga di kawasan candi Borobudur dan pulau Bali. Saat ini Janur Penjor masih kental dan menjadi agenda tahunan bagi masyarakat Hindu di Bali.  

 

Dalam berkomunikasi umat manusia sudah tidak asing lagi dengan simbol – simbol dalam menyampaikan pesan yang mengandung makna kebajikan, melalui gambar atau simbol. Namun seiring berjalannya waktu gambar atau simbol kini mulai ditinggalkan. Kini masyarakat pada umumnya lebih suka, mendengar daripada membaca sebuah simbol. Salah satu contoh simbol adalah, janur penjor yang semakin sedikit ditemui di Indonesia.


Penjor yang berbahan bambu yang melengkung dengan panjang 10 Meter berhiaskan anyaman janur. Penjor bagi masyarakat Hindu Bali merupakan simbol dari Naga Basuki yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi umat Hindu di Bali penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci.

 

Penjor seyogya dipasang tepat pada hari penampahan galungan, setelah jam 12 siang. Hal ini bermakna ketika hari raya penampahan galungan kita sebagai manusia berperang melawan pikiran yang kotor, berperang melawan sifat negatif, dan sifat ego. Setelah berhasil memenangkan perperangan melawan pikiran serta sifat-sifat tersebut maka sebagai pertanda kemenangan dipasanglah penjor sebagai simbol "kemenangan".



 

Didalam lontar Tutur Dewi Tapini juga telah disebutkan bahwa setiap unsur dalam penjor melambangkan simbol-simbol suci yaitu sebagai berikut.

 

1. Bambu sebagai vibrasi kekuatan Dewa Brahma

2. Kelapa sebagai simbol vibrasi Dewa Rudra

3. Kain Kuning dan Janur sebagai simbol vibrasi Dewa Sangkara

4. Pala Bungkah dan Pala Gantung sebagai simbol vibrasi Dewa Wisnu

5. Tebu sebagai simbol vibrasi Dewa Sambu

6. Padi sebagai simbol vibrasi Dewi Sri

7. Kain Putih sebagai simbol vibrasi Dewa Iswara

8. Sanggah sebagai simbol vibrasi Dewa Siwa

9. Upakara sebagai simbol vibrasi Dewa Sradha Siwa dan Parama Siwa

 

Masyarakat Hindu di Bali mengenal 2 tipe penjor, yaitu : 

 

1. Penjor Sakral merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan, contohnya upacara Galungan dan piodalan di pura-pura.

 

2. Penjor Dekoratif / Hiasan merupakan bagian dari suatu acara yang tidak ada hubungannya dengan upacara keagamaan, contohnya sebagai hiasan lomba desa dan pesta kesenian.

 

Dahulu di pulau Jawa masih ada pagelaran lomba kreatifitas pembuatan Janur Penjor, tapi saat ini sudah ditinggalkan bahkan warisan seni budaya ini sudah dilupakan. Masyarakat lebih memilih yang mudah dan instan.   



Kalau vidionya macet / bermasalah silahkan klik disini atau https://cutt.ly/CJ1M8Xh




Minggu, 20 Februari 2022

Beruntung Yang Selamat

 


Refleksionis Angka kembar

Cerita Cak getuk kali ini, mengkisahkan perjalanan hidup sepasang sahabat yang sudah lama mengharapkan momongan. 15 tahun sudah biduk rumah tangga diarunginya, namun Sang Istrinya belum menunjukan tanda kehamilan.  Oh, iya..! Sebelum melanjutkan ceritanya, ijinkan Cak Getuk memperkenalkan sepasangan sahabat ini. Sang suami Idrus, sedangkan istrinya bernama Markonah.

 Rumah tangga mereka tetap mesra dan harmonis. Idrus yang sabar, setia dan sayang terhadap Markonah yang memiliki sifat berbeda dengan suaminya. Tetapi mengenai pekerjaan, kedua sahabat ini, luar biasa melejit – tajir kariernya. Penghasilan Idrus dan Markonah bila dikumpulkan selama 4 bulan, pulau kecil bisa dibeli oleh mereka.

 Idrus dan Markonah bekerja di perusahaan asing dan tidak satu perusahan. Idrus bekerja di PT. Xiaomi Communication Indonesia. Sedangkan Markonah memiliki jabatan penting di perusahaan CRBC (China Road and Bridge Corporation) keduanya menjadi orang istimewa diperusahaan tersebut.

 Walhasil menjadi orang istimewa di perusahaan, membuat Markonah dan Idrus sibuknya luar biasa. Bahkan Idrus pernah ditugaskan selama 3 tahun di Beijing dan tentunya lengkap dengan fasilitas serta akomodasi selama di china. Begitupula dengan Markonah menjadi seorang insinyur teknik, waktu serta pemikirannya dicurahkan di perusahaan CRBC tempat dia bekerja.

 Semua proyek pembangunan yang ada di Indonesia mulai jembatan Suramadu di Jawa Timur, hingga pembangunan Ibukota Nusantara, di Kalimantan Timur. Peralatan canggih sampai dengan ahlinya ahli dibidang teknik konstruksi. Membuat Markonah jarang pulang juga.



Sujud syukur dan dzikir

Satu pagi di negara yang berbeda, kala itu Sinar Matahari enggan menghangatkan daratan tirai bambu. Sudah beberapa pekan ini Hujan tiada bosan, terus saja turun membasahi kota Beijing dan sekitarnya.

Entah mengapa kantor pusat tempat Idrus bekerja, mendadak menegaskan Ia harus segera pulang ke Indonesia saat itu juga. Padahal kesepakatan kerja selama di China sejak tahun 2019 -2023. Lagipula baru 2bulan lalu dia cuti pulang ke Indonesia. Bathin Idrus bertanya-tanya, pikirannya berkecamuk tak menentu. Jumat, 8 Oktober 2021 waktu daerah setempat.

 Driver perusahaan mengantar Idrus, tengah memacu kendaraannya membelah jalan yang mulai basah tergenang air, menuju Bandara Udara Internasional Daxing. Hujan semakin lebat saja mengguyur, seakan ditumpahkan dari langit.

 Sesampainya di Jakarta di hari yang sama. Sang Matahari seakan menyambut Idrus, sinarnya terasa menyengat. Namun Idrus tidak langsung pulang ke rumahnya Ia harus menjalani Karantina selama 2 minggu, ditempat yang sudah ditentukan Pemerintah Indonesia.

 Hari ketiga saat menjalani Karantina, Idrus mendapatkan kabar bahwa daerah perbatasan Beijing lumpuh terendam banjir besar yang memporak porandakan seluruh kehidupan bisnis dan industri di China.

 Mendengar kabar berita di salah satu stasiun televisi ternama Idrus terkejut, sontak terpekur kaku duduk diatas springbed. Pandangannya kosong, pikirannya melayang pada waktu Ia mendapat instruksi harus pulang ke Indonesia. Seandainya intruksi tersebut ditolaknya, kemungkinan besar Ia menjadi bagian tenaga kerja asing yang hilang digerus bencana banjir.

 Dan lamunan Idrus dibuyarkan oleh bunyi selular yang berada tidak jauh dari jangkauannya, dilihat layar selularnya istri tercinta menelponnya. Dijawabnya telpon tersebut, hingga  terjadilah percakapan mesra diantara keduanya.

 Setelah menutup telepon. Idrus mengambil sajadah yang masih tersimpan rapih di dalam kopernya lalu sajadah tersebut digelarnya. Iapun menuju wastafel untuk melakukan wudhu. Kemudian Ia kembali ketempat sajadah yang digelarnya, untuk menunaikan sholat maghrib dan sholat sunah. Terjadilah komunikasi spiritual yang khusuk dilakukan Idrus kepada Rabbnya, sebagai ucapan rasa syukur atas semua karunia yang ada.



Keluar dari zona nyaman

Masa karantina Idrus berakhir, Ia dinyatakan sehat.  Diera coronial seperti saat ini, aktifitas kerja Idrus di perusahaan China yang ada di Indonesia dilakukan secara daring. Begitu pula yang dialami Markonah, tidak ada aktifitas bekerja diluar rumah.

 Walhasil mereka lebih sering berkumpul. Mulai dari shollat,  nonton tv saling suap-menyuapi makanan, sampai bobo siang, bobo malam mereka lakukan bersama. Pokoknya banyak waktu buat Idrus dan Markonah untuk saling melepas rindu dan lebih terbuka komunikasi bathinnya.

 Keterbukaan merekapun diutarakan satu sama lain, termasuk tindakan hilaf yang pernah dilakukan Markonah ketika menjalin affair dengan tenaga kerja asing, yang menjadi rekan kerjanya. Namun kemarahan Idrus tidak sampai merusak hatinya, mendengar nada penyesalan dari wanita yang sangat dicintainya tersebut, dan tidak mengulangi lagi, Idruspun dengan lemah lembut memaafkan istrinya, didekapnya Markonah sambil berkata.

 “Aku yang minta maaf padamu sayang, karena aku lalai sebagai seorang suami. Waktuku selama ini aku habiskan dengan pekerjaan.. Besok kita resign dari kantor, apa kmu setuju dengan ajakanku ini..” tanpa berkata-kata Markonah hanya menatap mesra wajah suaminya, lalu mengangguk setuju hingga terjadilah pertukaran jigong diantara bibir keduanya dan dilanjutkan acara gulat didepan tv.

 Sepekan kemudian proses resign disetujui, atas jasa dan loyalitas selama bekerja Idrus dan Markonah mendapat piagam penghargaan beserta uang bonus selama 3 bulan gaji dari perusahaan mereka masing-masing.

 Merekapun berencana bulan April sampai akhir tahun 2021 ke Bali dan membeli sebidang tanah untuk rumah tinggal dan usaha cafe shop serta rental sepeda gowes di daerah Kuta. Sedangkan asetnya di Jakarta, berupa rumah beserta perabotannya dijual, hasilnya mereka depositokan.

 “Alhamdulillah, cak... selama tinggal di Bali, Saya dan Markonah merasa tentram, usaha yang kami jalani selama 4 bulan ini terus berjalan dan mampu merekrut beberapa tenaga kerja buat warga setempat. Gusti Allah benar-benar melimpahkan nikmat rejeki kepada kami berdua. Bantu doa ya, cak..!” cerocos Idrus, dengan posisi bersila diatas sajadahnya.

 Dikamar persalinan VVIP disebuah rumah sakit ternama di Denpasar-Bali, Cak Getuk masih menemani Idrus yang saat itu sedang membaca Quran digital surat ke 2 (Albaqarah) ayat 222 dan surat ke 22 (Al hajj) ayat ke22. Tidak lama kemudian terdengar tangisan bayi disusul tangisan bayi kedua memecah kekhusukan kami yang sedang bertafakur sembari menyebut asma Allah disetiap detak nadi kami saat itu. Idrus langsung berdiri menghampiri istri dan anaknya.

 “Alhamdulillah mereka selamat, 15 tahun Idrus menantikan kehadiran seorang anak. Kini Sang Maha Pencipta mempercayakan sahabatku ini, anak lelaki kembar sekaligus. Kedua anak itu lahir di hari Selasa yang penuh berkah buat Idrus dan Markonah. Tanggal, bulan dan tahun dengan angka istimewa pula. 22/2/22.” Gumam Cak Getuk, melanjutkan munajat.

 Semoga keselamatan mereka terpancar pula untuk kami dan seisi alam. Terlebih lagi beberapa waktu belakangan ini, Bumi ini seperti sedang melakukan sileksi di berbagai tempat yang dikehendaki NYA. Subhanallah.

 Seusai bermunajat Cak Getuk bangkit dari tempatnya bersimpuh dan menghampiri kedua sahabat yang tengah berbahagia sembari menyalami dan memeluk Idrus, sebagai ungkapan rasa syukur.

 Bayi kembar yang mungil dan sehat walaupun mereka memiliki kulit yang berbeda, tetapi mereka dilahirkan dirahim yang sama. Bayi yang satu berkulit coklat, kembarannya berkulit putih kemerah-merahan seperti bayi orang cina, keduanya terlihat sangat menggemaskan dan lucu.

 “Semoga kalian kelak tumbuh cerdas seperti kedua orang tuamu dan menjadi orang yang penuh keberuntungan dan penolong untuk semua umat..” bathin Cak Getuk kembali bermunajat untuk bayi – bayi yang dilahirkan dibulan Rajab 2022. Para Orang Tua beserta semua umat dan seisi bumi agar mendapatkan hidayah dan diberikan kesehatan serta keselamatan...Aamiin. (Advertise)

Cerita ini dipromosikan oleh :


Kunjungi pula channel TEGUH PRIYAMBODO

Senin, 07 Februari 2022

Menelusuri Jejak Kaki, Bibir Pantai

Ilustrasi digital petualang

  Dengan online dia mulai eksis dan setiap hari berselancar disana.
Memperluas jaringan. 
Berkenalan dengan seorang wanita mantan pejabat.
Wanita itulah merubah bartender menjadi seorang traveller.

    Kisah ini dituturkan oleh seorang sahabat, Perkakas Ronggolawe, itulah namanya. Lelaki berusia 45 tahun berstatus duda tanpa anak, berprofesi sebagai pengangguran baru. karena usaha malam, tempat dia bekerja ditutup mulai 25 Maret 2020. ketika badai corona mulai meluluh lantakan hotel cafe - pub, diskotik dan usaha sejenisnya.

 

    Berbekal uang pesangon yang tidak seberapa ditambah pinjaman dari orang tuanya, dia mulai membuka usaha sangat kecil, di teras rumah orang tuanya Perkakas Ronggolawe di daerah Tambun Selatan. Warung cocktail milik sendiri dengan bahan baku fermentasi buah-buahan. Sesuai pendidikan SMK perhotelan serta pengalaman didunia bartender. Produk cocktail dikemas semenarik mungkin, lalu dititip jualkan kekios-kios, hotel, sebagian lagi dijual di warung miliknya dan online.

 

    Sang waktu terus berlalu dengan angkuhnya. Sembilan bulan sudah Perkakas Ronggolawe menjalani usahanya. Penghasilan semakin hari semakin berkurang, banyak hotel dan usaha pub tempat dia menitip jual produknya tidak beroperasi karena berlakunya jam malam dari pemerintah daerah.

 

    Sekarang dia mengandalkan penjualan di warungnya sendiri dan jual online melalui akun facebook miliknya. “Kurangnya daya beli serta ketatnya peraturan Pemerintah karena pandemi covid, saya tidak bisa berbuat banyak, Cak!. Sedangkan profesi yang saya geluti ini sudah lama. Usaha kecil ini untuk berkembang rasanya sulit, saat ini hanya bertahan dan mencoba mencari peluang baru,” Kata Perkakas dengan nada ihklas.

 

    “kalau melalui facebook, ada yang beli tetapi tidak banyak, sebulan ada 3 pelanggan saya sudah bersyukur. Yang sulitnya, saya harus antar pesanan pelanggan itu sendiri, kalau dekat sich, gak masalah...! yang terjauh saya pernah antar ke daerah BSD Tangerang.” ujar Perkakas Ronggolawe, meneruskan ceritanya.

 

    Menjual produk melalui facebook dengan sistem COD (Cash On Delivery) tidak selalu lancar dan mudah, banyak juga hambatannya. Seperti, alamat yang dituju fiktif. Pelanggan yang membatalkan pesanan ketika barang sedang dalam pengiriman. Kejadian seperti itu membuat dia kecewa dan nyaris frustasi tidak mau menjual secara online lagi.

 

    Karena semangat yang kuat, dioptimalkannya aplikasi online tersebut. Perkakas Ronggolawe meminimalisir kerugian, tidak lagi membuat penawaran COD dia meminta pelanggan untuk mentransfer uang terlebih dahulu. Barang pesanan baru dikirim menggunakan jasa pengiriman barang.

 

    Melalui Facebook itu pula dia mulai intens dan aktif,  hampir setiap hari dia berselancar disana, memperluas jaringan. Hingga suatu ketika dia berkenalan dengan seorang wanita mantan pejabat disalah satu kementrian di era orde baru, yang merubah kesehariannya sebagai bartender menjadi seorang traveller.

 

Pulau selayar kecil, Labuan Bajo - NTT

    Asih Widyaiswara. Begitulah panggilan lengkap wanita tersebut. Walaupun usia terpaut 14 tahun lebih tua dari Perkakas Ronggolawe. Meskipun sudah setahun pensiun namun wajah serta tubuh Widya terlihat segar awet cantik, sepertinya rajin perawatan salon dan olah raga ringan dikawasan Jakarta Selatan yang tidak jauh dari kediaman widya. Namun Widya dan Perkakas saat itu, belum saling tatap muka (kopi darat) ataupun menjalin bisnis coctail buatan perkakas.

 

    Walaupun mereka belum bertemu langsung namun komunikasi antara Perkakas dan Widya lancar harmonis dan mesra. Layaknya kaum Coronial saat ini yang lagi kasmaran, pacarannya secara virtual atau daring.

 

    Lelah menjalin hubungan secara virtual, Widya memutuskan untuk bertatap muka dengan Perkakas. Widya berinisiatif  untuk menghabiskan akhir tahun 2020 didaerah Labuan Bajo, tiket dan akomodasi selama disana sudah disiapkan oleh Widya saat itu. Perkakas hanya mempersiapkan antigennya sendiri sebagai persyaratan penerbangan di bandara Soekarno Hatta menuju bandara Komodo.

 

    Di bandara Soeta Jakarta. 28 Desember 2020. Pagi itu, mereka janjian bertemu di depan bandara, sebelum chekin. Setelah saling menyapa merekapun langsung boardingpas. Tidak banyak percakapan diantara mereka, namun keduanya sudah bergandengan tangan menaiki pesawat yang segera lepas landas menuju bandara Komodo – Labuan bajo, NTT.

 

    Akhir tahunpun dihabiskan bersenda gurau dihamparan pasir putih dan menikmati birunya laut flores di pulau Seraya kecil, yang berjarak 10 Km sebelah utara Kota Labuan Bajo. Sebuah pulau mungil nan eksotis dengan cottage yang indah, menambah susasana akhir tahun 2020 yang romantis bagi pasangan Coronial yang sedang
kasmaran.

 

Kabupaten Tabanan - Bali

    “Saat itu kami sangat menikmati suasana alam, cak..! saya gak berencana bisa merasakan suasana dan tempat yang paling keren dalam petualangan hidup saya. Dari NTT, kami pergi ke Lombok dan akhir tahun 2021 kami keliling Bali. Saat itu cocktailnya tidak dipasarkan lagi, cukup saya nikmati sendiri. Alhamdulillah selama travelling kala itu, saya bisa mengirimkan uang walau tidak banyak, sekedar bayar cicilan hutang setiap bulannya. Ketika saya berada dititik nol,” imbuh Perkakas, sembari meneguk isi slokinya, untuk yang kesekian kalinya.

 

    “Perjalanan wilayah Indonesia Timur sangat berkesan walaupun belum sampai Raja Ampat Papua. Saya jadikan pembelajaran spiritual. Saya merasakan pembelajaran masih terus berlangsung melalui proses sileksi NYA di sebuah perjalanan kehidupan. Hingga kaki-kaki ringkih ini tak sanggup lagi menopang tubuh” ungkap Perkakas mengkisahkan petualangannya, sembari menuangkan kembali cocktail sari ketimun kedalam sloki cak getuk yang sudah kosong. Entah rasa coktail apalagi, yang akan diisikan kedalam sloki cak getuk nantinya...

 

    Pesan bagi pembaca yang mampir dalam kisah ilustrasi ini.



Jangan lupa !! 

Selalu ucapkan terimakasih kepada sang pemberi, 

lalu teguk isi slokimu dan ambil hikmahnya sebijaksana mungkin.