Minggu, 20 Februari 2022

Beruntung Yang Selamat

 


Refleksionis Angka kembar

Cerita Cak getuk kali ini, mengkisahkan perjalanan hidup sepasang sahabat yang sudah lama mengharapkan momongan. 15 tahun sudah biduk rumah tangga diarunginya, namun Sang Istrinya belum menunjukan tanda kehamilan.  Oh, iya..! Sebelum melanjutkan ceritanya, ijinkan Cak Getuk memperkenalkan sepasangan sahabat ini. Sang suami Idrus, sedangkan istrinya bernama Markonah.

 Rumah tangga mereka tetap mesra dan harmonis. Idrus yang sabar, setia dan sayang terhadap Markonah yang memiliki sifat berbeda dengan suaminya. Tetapi mengenai pekerjaan, kedua sahabat ini, luar biasa melejit – tajir kariernya. Penghasilan Idrus dan Markonah bila dikumpulkan selama 4 bulan, pulau kecil bisa dibeli oleh mereka.

 Idrus dan Markonah bekerja di perusahaan asing dan tidak satu perusahan. Idrus bekerja di PT. Xiaomi Communication Indonesia. Sedangkan Markonah memiliki jabatan penting di perusahaan CRBC (China Road and Bridge Corporation) keduanya menjadi orang istimewa diperusahaan tersebut.

 Walhasil menjadi orang istimewa di perusahaan, membuat Markonah dan Idrus sibuknya luar biasa. Bahkan Idrus pernah ditugaskan selama 3 tahun di Beijing dan tentunya lengkap dengan fasilitas serta akomodasi selama di china. Begitupula dengan Markonah menjadi seorang insinyur teknik, waktu serta pemikirannya dicurahkan di perusahaan CRBC tempat dia bekerja.

 Semua proyek pembangunan yang ada di Indonesia mulai jembatan Suramadu di Jawa Timur, hingga pembangunan Ibukota Nusantara, di Kalimantan Timur. Peralatan canggih sampai dengan ahlinya ahli dibidang teknik konstruksi. Membuat Markonah jarang pulang juga.



Sujud syukur dan dzikir

Satu pagi di negara yang berbeda, kala itu Sinar Matahari enggan menghangatkan daratan tirai bambu. Sudah beberapa pekan ini Hujan tiada bosan, terus saja turun membasahi kota Beijing dan sekitarnya.

Entah mengapa kantor pusat tempat Idrus bekerja, mendadak menegaskan Ia harus segera pulang ke Indonesia saat itu juga. Padahal kesepakatan kerja selama di China sejak tahun 2019 -2023. Lagipula baru 2bulan lalu dia cuti pulang ke Indonesia. Bathin Idrus bertanya-tanya, pikirannya berkecamuk tak menentu. Jumat, 8 Oktober 2021 waktu daerah setempat.

 Driver perusahaan mengantar Idrus, tengah memacu kendaraannya membelah jalan yang mulai basah tergenang air, menuju Bandara Udara Internasional Daxing. Hujan semakin lebat saja mengguyur, seakan ditumpahkan dari langit.

 Sesampainya di Jakarta di hari yang sama. Sang Matahari seakan menyambut Idrus, sinarnya terasa menyengat. Namun Idrus tidak langsung pulang ke rumahnya Ia harus menjalani Karantina selama 2 minggu, ditempat yang sudah ditentukan Pemerintah Indonesia.

 Hari ketiga saat menjalani Karantina, Idrus mendapatkan kabar bahwa daerah perbatasan Beijing lumpuh terendam banjir besar yang memporak porandakan seluruh kehidupan bisnis dan industri di China.

 Mendengar kabar berita di salah satu stasiun televisi ternama Idrus terkejut, sontak terpekur kaku duduk diatas springbed. Pandangannya kosong, pikirannya melayang pada waktu Ia mendapat instruksi harus pulang ke Indonesia. Seandainya intruksi tersebut ditolaknya, kemungkinan besar Ia menjadi bagian tenaga kerja asing yang hilang digerus bencana banjir.

 Dan lamunan Idrus dibuyarkan oleh bunyi selular yang berada tidak jauh dari jangkauannya, dilihat layar selularnya istri tercinta menelponnya. Dijawabnya telpon tersebut, hingga  terjadilah percakapan mesra diantara keduanya.

 Setelah menutup telepon. Idrus mengambil sajadah yang masih tersimpan rapih di dalam kopernya lalu sajadah tersebut digelarnya. Iapun menuju wastafel untuk melakukan wudhu. Kemudian Ia kembali ketempat sajadah yang digelarnya, untuk menunaikan sholat maghrib dan sholat sunah. Terjadilah komunikasi spiritual yang khusuk dilakukan Idrus kepada Rabbnya, sebagai ucapan rasa syukur atas semua karunia yang ada.



Keluar dari zona nyaman

Masa karantina Idrus berakhir, Ia dinyatakan sehat.  Diera coronial seperti saat ini, aktifitas kerja Idrus di perusahaan China yang ada di Indonesia dilakukan secara daring. Begitu pula yang dialami Markonah, tidak ada aktifitas bekerja diluar rumah.

 Walhasil mereka lebih sering berkumpul. Mulai dari shollat,  nonton tv saling suap-menyuapi makanan, sampai bobo siang, bobo malam mereka lakukan bersama. Pokoknya banyak waktu buat Idrus dan Markonah untuk saling melepas rindu dan lebih terbuka komunikasi bathinnya.

 Keterbukaan merekapun diutarakan satu sama lain, termasuk tindakan hilaf yang pernah dilakukan Markonah ketika menjalin affair dengan tenaga kerja asing, yang menjadi rekan kerjanya. Namun kemarahan Idrus tidak sampai merusak hatinya, mendengar nada penyesalan dari wanita yang sangat dicintainya tersebut, dan tidak mengulangi lagi, Idruspun dengan lemah lembut memaafkan istrinya, didekapnya Markonah sambil berkata.

 “Aku yang minta maaf padamu sayang, karena aku lalai sebagai seorang suami. Waktuku selama ini aku habiskan dengan pekerjaan.. Besok kita resign dari kantor, apa kmu setuju dengan ajakanku ini..” tanpa berkata-kata Markonah hanya menatap mesra wajah suaminya, lalu mengangguk setuju hingga terjadilah pertukaran jigong diantara bibir keduanya dan dilanjutkan acara gulat didepan tv.

 Sepekan kemudian proses resign disetujui, atas jasa dan loyalitas selama bekerja Idrus dan Markonah mendapat piagam penghargaan beserta uang bonus selama 3 bulan gaji dari perusahaan mereka masing-masing.

 Merekapun berencana bulan April sampai akhir tahun 2021 ke Bali dan membeli sebidang tanah untuk rumah tinggal dan usaha cafe shop serta rental sepeda gowes di daerah Kuta. Sedangkan asetnya di Jakarta, berupa rumah beserta perabotannya dijual, hasilnya mereka depositokan.

 “Alhamdulillah, cak... selama tinggal di Bali, Saya dan Markonah merasa tentram, usaha yang kami jalani selama 4 bulan ini terus berjalan dan mampu merekrut beberapa tenaga kerja buat warga setempat. Gusti Allah benar-benar melimpahkan nikmat rejeki kepada kami berdua. Bantu doa ya, cak..!” cerocos Idrus, dengan posisi bersila diatas sajadahnya.

 Dikamar persalinan VVIP disebuah rumah sakit ternama di Denpasar-Bali, Cak Getuk masih menemani Idrus yang saat itu sedang membaca Quran digital surat ke 2 (Albaqarah) ayat 222 dan surat ke 22 (Al hajj) ayat ke22. Tidak lama kemudian terdengar tangisan bayi disusul tangisan bayi kedua memecah kekhusukan kami yang sedang bertafakur sembari menyebut asma Allah disetiap detak nadi kami saat itu. Idrus langsung berdiri menghampiri istri dan anaknya.

 “Alhamdulillah mereka selamat, 15 tahun Idrus menantikan kehadiran seorang anak. Kini Sang Maha Pencipta mempercayakan sahabatku ini, anak lelaki kembar sekaligus. Kedua anak itu lahir di hari Selasa yang penuh berkah buat Idrus dan Markonah. Tanggal, bulan dan tahun dengan angka istimewa pula. 22/2/22.” Gumam Cak Getuk, melanjutkan munajat.

 Semoga keselamatan mereka terpancar pula untuk kami dan seisi alam. Terlebih lagi beberapa waktu belakangan ini, Bumi ini seperti sedang melakukan sileksi di berbagai tempat yang dikehendaki NYA. Subhanallah.

 Seusai bermunajat Cak Getuk bangkit dari tempatnya bersimpuh dan menghampiri kedua sahabat yang tengah berbahagia sembari menyalami dan memeluk Idrus, sebagai ungkapan rasa syukur.

 Bayi kembar yang mungil dan sehat walaupun mereka memiliki kulit yang berbeda, tetapi mereka dilahirkan dirahim yang sama. Bayi yang satu berkulit coklat, kembarannya berkulit putih kemerah-merahan seperti bayi orang cina, keduanya terlihat sangat menggemaskan dan lucu.

 “Semoga kalian kelak tumbuh cerdas seperti kedua orang tuamu dan menjadi orang yang penuh keberuntungan dan penolong untuk semua umat..” bathin Cak Getuk kembali bermunajat untuk bayi – bayi yang dilahirkan dibulan Rajab 2022. Para Orang Tua beserta semua umat dan seisi bumi agar mendapatkan hidayah dan diberikan kesehatan serta keselamatan...Aamiin. (Advertise)

Cerita ini dipromosikan oleh :


Kunjungi pula channel TEGUH PRIYAMBODO

Senin, 07 Februari 2022

Menelusuri Jejak Kaki, Bibir Pantai

Ilustrasi digital petualang

  Dengan online dia mulai eksis dan setiap hari berselancar disana.
Memperluas jaringan. 
Berkenalan dengan seorang wanita mantan pejabat.
Wanita itulah merubah bartender menjadi seorang traveller.

    Kisah ini dituturkan oleh seorang sahabat, Perkakas Ronggolawe, itulah namanya. Lelaki berusia 45 tahun berstatus duda tanpa anak, berprofesi sebagai pengangguran baru. karena usaha malam, tempat dia bekerja ditutup mulai 25 Maret 2020. ketika badai corona mulai meluluh lantakan hotel cafe - pub, diskotik dan usaha sejenisnya.

 

    Berbekal uang pesangon yang tidak seberapa ditambah pinjaman dari orang tuanya, dia mulai membuka usaha sangat kecil, di teras rumah orang tuanya Perkakas Ronggolawe di daerah Tambun Selatan. Warung cocktail milik sendiri dengan bahan baku fermentasi buah-buahan. Sesuai pendidikan SMK perhotelan serta pengalaman didunia bartender. Produk cocktail dikemas semenarik mungkin, lalu dititip jualkan kekios-kios, hotel, sebagian lagi dijual di warung miliknya dan online.

 

    Sang waktu terus berlalu dengan angkuhnya. Sembilan bulan sudah Perkakas Ronggolawe menjalani usahanya. Penghasilan semakin hari semakin berkurang, banyak hotel dan usaha pub tempat dia menitip jual produknya tidak beroperasi karena berlakunya jam malam dari pemerintah daerah.

 

    Sekarang dia mengandalkan penjualan di warungnya sendiri dan jual online melalui akun facebook miliknya. “Kurangnya daya beli serta ketatnya peraturan Pemerintah karena pandemi covid, saya tidak bisa berbuat banyak, Cak!. Sedangkan profesi yang saya geluti ini sudah lama. Usaha kecil ini untuk berkembang rasanya sulit, saat ini hanya bertahan dan mencoba mencari peluang baru,” Kata Perkakas dengan nada ihklas.

 

    “kalau melalui facebook, ada yang beli tetapi tidak banyak, sebulan ada 3 pelanggan saya sudah bersyukur. Yang sulitnya, saya harus antar pesanan pelanggan itu sendiri, kalau dekat sich, gak masalah...! yang terjauh saya pernah antar ke daerah BSD Tangerang.” ujar Perkakas Ronggolawe, meneruskan ceritanya.

 

    Menjual produk melalui facebook dengan sistem COD (Cash On Delivery) tidak selalu lancar dan mudah, banyak juga hambatannya. Seperti, alamat yang dituju fiktif. Pelanggan yang membatalkan pesanan ketika barang sedang dalam pengiriman. Kejadian seperti itu membuat dia kecewa dan nyaris frustasi tidak mau menjual secara online lagi.

 

    Karena semangat yang kuat, dioptimalkannya aplikasi online tersebut. Perkakas Ronggolawe meminimalisir kerugian, tidak lagi membuat penawaran COD dia meminta pelanggan untuk mentransfer uang terlebih dahulu. Barang pesanan baru dikirim menggunakan jasa pengiriman barang.

 

    Melalui Facebook itu pula dia mulai intens dan aktif,  hampir setiap hari dia berselancar disana, memperluas jaringan. Hingga suatu ketika dia berkenalan dengan seorang wanita mantan pejabat disalah satu kementrian di era orde baru, yang merubah kesehariannya sebagai bartender menjadi seorang traveller.

 

Pulau selayar kecil, Labuan Bajo - NTT

    Asih Widyaiswara. Begitulah panggilan lengkap wanita tersebut. Walaupun usia terpaut 14 tahun lebih tua dari Perkakas Ronggolawe. Meskipun sudah setahun pensiun namun wajah serta tubuh Widya terlihat segar awet cantik, sepertinya rajin perawatan salon dan olah raga ringan dikawasan Jakarta Selatan yang tidak jauh dari kediaman widya. Namun Widya dan Perkakas saat itu, belum saling tatap muka (kopi darat) ataupun menjalin bisnis coctail buatan perkakas.

 

    Walaupun mereka belum bertemu langsung namun komunikasi antara Perkakas dan Widya lancar harmonis dan mesra. Layaknya kaum Coronial saat ini yang lagi kasmaran, pacarannya secara virtual atau daring.

 

    Lelah menjalin hubungan secara virtual, Widya memutuskan untuk bertatap muka dengan Perkakas. Widya berinisiatif  untuk menghabiskan akhir tahun 2020 didaerah Labuan Bajo, tiket dan akomodasi selama disana sudah disiapkan oleh Widya saat itu. Perkakas hanya mempersiapkan antigennya sendiri sebagai persyaratan penerbangan di bandara Soekarno Hatta menuju bandara Komodo.

 

    Di bandara Soeta Jakarta. 28 Desember 2020. Pagi itu, mereka janjian bertemu di depan bandara, sebelum chekin. Setelah saling menyapa merekapun langsung boardingpas. Tidak banyak percakapan diantara mereka, namun keduanya sudah bergandengan tangan menaiki pesawat yang segera lepas landas menuju bandara Komodo – Labuan bajo, NTT.

 

    Akhir tahunpun dihabiskan bersenda gurau dihamparan pasir putih dan menikmati birunya laut flores di pulau Seraya kecil, yang berjarak 10 Km sebelah utara Kota Labuan Bajo. Sebuah pulau mungil nan eksotis dengan cottage yang indah, menambah susasana akhir tahun 2020 yang romantis bagi pasangan Coronial yang sedang
kasmaran.

 

Kabupaten Tabanan - Bali

    “Saat itu kami sangat menikmati suasana alam, cak..! saya gak berencana bisa merasakan suasana dan tempat yang paling keren dalam petualangan hidup saya. Dari NTT, kami pergi ke Lombok dan akhir tahun 2021 kami keliling Bali. Saat itu cocktailnya tidak dipasarkan lagi, cukup saya nikmati sendiri. Alhamdulillah selama travelling kala itu, saya bisa mengirimkan uang walau tidak banyak, sekedar bayar cicilan hutang setiap bulannya. Ketika saya berada dititik nol,” imbuh Perkakas, sembari meneguk isi slokinya, untuk yang kesekian kalinya.

 

    “Perjalanan wilayah Indonesia Timur sangat berkesan walaupun belum sampai Raja Ampat Papua. Saya jadikan pembelajaran spiritual. Saya merasakan pembelajaran masih terus berlangsung melalui proses sileksi NYA di sebuah perjalanan kehidupan. Hingga kaki-kaki ringkih ini tak sanggup lagi menopang tubuh” ungkap Perkakas mengkisahkan petualangannya, sembari menuangkan kembali cocktail sari ketimun kedalam sloki cak getuk yang sudah kosong. Entah rasa coktail apalagi, yang akan diisikan kedalam sloki cak getuk nantinya...

 

    Pesan bagi pembaca yang mampir dalam kisah ilustrasi ini.



Jangan lupa !! 

Selalu ucapkan terimakasih kepada sang pemberi, 

lalu teguk isi slokimu dan ambil hikmahnya sebijaksana mungkin.