Kamis, 23 Juni 2022

Lamunan Es Kelapa Muda

 


 Siang itu matahari bersinar begitu terik, seakan membakar kulit dekil Cak Getuk. “Segelas es kelapa muda sepertinya bisa menyegarkan kerongkonganku yg kering ini” batin pria berkulit coklat pekat, memesan  segelas es, disebuah kedai penjual kelapa.

 


 Sembari meneguk es segar tersebut, Cak Getuk mengeluarkan android disaku tas mungil yang menggelantung di pundaknya. Diaktifkan salah satu media sosial yang menjadi favoritnya. Hingga menunggu cuaca sedikit berdamai, diapun mulai asyik dengan gadget yang digenggamnya. 

 

 Berselancar di media Youtube, banyak para kreator Youtube memposting tentang perbandingan kekayaan negara berdasarkan PDB. Dan kerennya para kreator ini, dengan mengulik data yang diperoleh menjadi sebuah konten keren dalam mendulang viewer. Dan kontennya menjadi sebuah tontonan yang menarik, perhatian Cak Getuk.

 

 Aneka judul konten yang beragam tersebut, menggugah jemari Cak Getuk untuk mengklik satu judul dari yang informatif hingga yang provokatif-pun ditontonnya. Dalam tayangan konten yang isinya mengulas tentang sebuah kekayaan negara, mulai dari tingkat Dunia. Asia Pasifik dan Asia Tenggara.

 

 Kalau bicara mengenai Indonesia, tentunya meringis saat menonton konten perbandingan dalam sebuah peringkat kekayaan negara ini. Indonesia memiliki nilai Produk Domestik Bruto (PDB), merilis sebuah situs bps.go.id tahun 2021. mencapai US$ 4.349,5. Atau Rp 62,2.jt.  

 

 Tetapi Cak Getuk kali ini bukan mengulas tentang perbandingan kaya atau miskin sebuah negara. Karena kekayaan sebuah negara itu berbeda satu negara dengan negara lain, lagipula kekayaan sebuah negara merupakan anugerah dari Allah, bila tidak dirawat secara bijak. Maka kekayaan yang ada bisa rusak dan punah, Sumber Daya Alamnya.

 

 Menelusuri google map benua Asia dan ditelisik secara zoom-in, Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 99.083 Km. Garis Pantai yang panjang dan lautan yang luas, sepertinya belum dikelola secara bijaksana dan optimal. Ditambah lagi Indonesia merupakan salah satu Negara yang dilintasi garis khatulistiwa, dan tentunya memiliki tanah yang subur terlebih lagi Indonesia hanya memiliki dua musim panas dan hujan, dengan penduduk mencapai 273 juta lebih yang tersebar di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

 Semua itu merupakan anugerah kekayaan dari Allah untuk Negara ini, tentunya mengolah tanpa memusnahkan ekosistem sumber daya alam yang dikelola, harus dengan adil, bijaksana dan semaksimal mungkin. Walhasil PDB kita bisa melejit lebih tinggi atau mungkin, bisa melenting jauh melampaui negara maju.

 

 Kebijakan pemerintah pusat-pun sudah menggelontorkan dana desa yang cukup besar nilainya. Walaupun belum merata, tujuan dana desa tersebut digunakan dalam mengelola desa bersama masyarakatnya. Faktor utama minimnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, bukan karena dampak perang Rusia dengan Ukraina dan bukan pula akibat Pandemi Covid-19. Tetapi kurangnya kesadaran, dalam membangun untuk kepentingan  semua umat.

 

 "Mari kita kilas balik ke masa, dimana Indonesia belum terbit", Indonesia tercipta bukan karena Masyarakat Jawa, Sumatera, gugusan Kepulauan Riau, gugusan Kepulauan Seribu, bukan juga Masyarakat Kalimantan, Sulawesi, gugusan kepulauan Nusa – Bali dan Masyarakat Irian Jaya.

 

 Indonesia diciptakan atas kesepakatan bersama, Indonesia adalah sebuah warisan dari kakek moyang pendiri bangsa di masa lalu. Generasi Milenial dan Gen Z saat ini harus menjaga merawat serta berkarya untuk negeri ini, dalam mewujudkan keadilan sosial bagi Masyarakat Indonesia.

 

 Merawat dan menjaga sebuah warisan pusaka ini memang tidak mudah, perlu kesadaran diri yang tinggi untuk mengelola sumber daya alam yang ada didaerah, tanpa memusnahkan ekosistemnya. Bergotong royong bersama Pemerintah Daerah dengan Masyarakatnya dalam mengelola SDA semaksimal mungkin secara bijak, dalam memperoleh hasil secara optimal.

 

 Bila kesadaran diri terbangun secara serentak, tentu tidak ada lagi orang bicara atas nama  kelompok, tidak ada lagi pejabat yang rakus. Semua akan bekerja atas nama kita bersama, mewujudkan kesetaraan sebuah bangsa di mata dunia.

 

 “Permisi pak, gelas sisa es kelapanya sudah dikerubungi semut, saya angkat untuk dibersihkan. Kalo mau pesan lagi, silahkan pak..!” tegur sang penjual membuyarkan lamunan Cak Getuk, disadarinya sudah ratusan semut merah mengkudeta isi gelas, sisa es kelapa muda yang belum habis.

 

 Pria berkulit dekil tersebut berdiri dan mengeluarkan uang dua puluh lima ribu dari saku celananya. Diselipkan uang tersebut dibawah gelas sisa minuman yang telah dipesannya. Sambil bergumam,  seakan berbicara kepada pasukan semut yang main serobot saja, memanfaatkan kelengahan Cak Getuk.  “ Brow... bubar, pesta usai..!! ”  (#_ #


PERGI KE CHANNEL

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar