Minggu, 31 Mei 2020

UNEK-UNEK PART 3


Oleh : Kutu kupret
Seorang penulis opini kafiran

Terbukanya informasi dunia digital, memang sangat dibutuhkan untuk masyarakat Indonesia dalam pengetahuan, pendidikan dan hiburan. Peran media bisa mendewasakan serta mematangkan karakter individu dalam menyaring beragam informasi yang diterima. Hal tersebut untuk mencerdaskan bangsa dengan maksud tercapainya kedaulatan negara yang besar ini, di mata dunia.  >>>>>LANJUTKAN

Minggu, 17 Mei 2020

UNEK-UNEK PART 2

Memanfaatkan lahan yang ada pasca pandemi 

“World Bank. Mengatasi Masalah Dengan Masalah”
Aksi work from home (WFH) ditengah krisis pandemi covid
 dilakukan kelompok pemuda dengan mengoptimalkan
beberapa lahan tidur dilingkungannya.
Bisa dibayangkan pasca PSBB. LOCKDOWN atau istilah lainnya,
Cepat atau lambat akan membentuk
karakter Manusia yang hilang kemanusiaannya.


Minggu, 03 Mei 2020

Unek - Unek Dibuang Sayang

Ditengah pandemi covid disadari atau tidak,
telah merubah tatanan dan pola hidup Manusia saat ini.
Memaksa secara frontal ke pola digitalisasi akses internet.
Tidak dipungkiri sebuah perubahan tentu ada korban dalam prosesnya.
 Masihkah kaum papa menjadi korbannya, dengan asumsi kemanusiaan?!

Kartu Prakerja sangat diharapkan dan diminati masyarakat, terutama dampak sosial ditengah pandemi Covid.  Banyak tenaga kerja, buruh kontrak yang dirumahkan. Begitu juga pelaku usaha kecil, dengan ekonomi kembang kempis terasa semakin sulit. Ditambah lagi anak sekolah harus diliburkan dengan jangka waktu yang tidak pasti.

Miris dengan pandemi yang mendera Bumi di tahun 2020 ini, siklus perekonomian di akar rumput terpengaruh, antusias daya beli berkurang. Salah satu contoh, pelaku usaha mikro. Tukang cilok misalkan, kebutuhan keseharian mereka semakin tersenggal terlebih diliburkannya anak sekolah.  Mereka tidak bisa lagi mangkal di area sekolahan, tukang cilok dan pedagang kecil sejenisnya harus keliling menjajakan dagangan hingga ke penghujung aspal, dengan omset yang tidak menentu dan berkurang.

Kehadiran Kartu Prakerja menawarkan anggaran insentive Rp.600.000/bulan (selama 4 bulan). Diharapkan membawa angin segar ditengah situasi saat ini, harapan pemegang kartu prakerja bisa buat bayar kontrakan atau membeli quota internet tanpa batas.

Mungkin akan digunakan untuk melepas kangen, berkomunikasi melalui video call sanak keluarga di kampung halaman, selama berlakunya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Atau anggaran insentif dari Presiden sebagai suplemen kebutuhan sehari-hari selama dirumah saja. Ternyata tidak.

Saat mendaftar kartu prakerja, memverifikasi KTP, selfie identitas hingga sampai proses lolos atau tidaknya sangat sulit dan butuh quota internet yang banyak. Sedangkan tukang cilok tadi ikutan daftar di gelombang kedua.

“sekali – sekali beli quota internet 15-ribu Rupiah, yang penting daftar kartu prakerja dan bisa vicall keluarga di kampung,” bathin, si tukang cilok di depan counter pulsa. Dengan wajah berseri-seri dia berjongkok disamping gerobaknya, dan langsung mendaftar calon peserta kartu Prakerja melalui androidnya.

Kalau  bicara bersaing dalam menjalani kehidupan sosial, masyarakat akar rumput sudah terbiasa. Akan tetapi merubah fungsi kebutuhan 15 ribu Rupiah untuk membeli kuota internet, mereka belum terbiasa bersaing dengan peserta kartu prakerja yang menggunakan wifi, atau berlangganan kuota tanpa batas.

Pendapatan jualan cilok tersebut diperoleh dalam sehari berjualan,  biasanya ditabung untuk  bayar kontrakan diakhir bulan dan membeli kebutuhan. Dalam kondisi yang ekstrim saat ini, pendapatan tidak seberapa tersebut, harus dialokasikan membeli kuota internet.  

(data dikutip dari: kompas.com) hasil sileksi untuk peserta yang lolos gelombang Pertama 168.111 orang dan gelombang kedua peserta lolos sileksi penerima kartu prakerja mencapai 288. 154 orang. Dan sedang berlangsung gelombang ketiga dan segera dibuka gelombang keempat, kemungkinan menyusul gelombang lainnya.

Kembali lagi ke tukang cilok yang tengah gembira setelah mendaftar di gelombang kedua dan dinyatakan lolos verifikasi data. Peserta yang lolos sileksi mendapat insentif 1 juta rupiah yang harus digunakan untuk membayar pelatihan dengan memilih salah satu mitra dari kartu prakerja.  Dan uang tersebut, tidak bisa di tarik tunai sebelum mengikuti pelatihan kerja.

Dengan sekejap rona wajah tukang cilok sontak berubah menyerupai warna cilok dagangannya, putih pucat penuh kekecewaan. Terlebih lagi dia tidak bisa menyelesaikan program  latihan  jarak  jauh tahap berikutnya, karena paket yang dibeli sudah habis terkuras dalam waktu sehari.

Program kartu prakerja tersebut tentunya menguntungkan bagi kelompok tertentu saja seperti, provider, progamer, webmaster dan mitra kerjanya semata. Sedangkan masyarakat sendiri untuk mendapatkan insentif selama 4 bulan kedepan, harus merogoh kocek diawal untuk membeli kuota internet.

Presiden Joko Widodo
Menyikapi contoh kasus diatas, Pemerintah sebaiknya melakukan survei serta mempertimbangkan dan mengevaluasi dari segala aspek dan jika perlu merevisi aturan main. Program sudah bagus, tetapi akan lebih sempurna bila tepat sasaran. Belum lagi saat mengakses situs kartu prakerja terkadang sulit untuk login, seperti (henk atau error) kemungkinan prediksi dari penulis kapasitas server tidak mampu menampung data NIK para peserta kartu prakerja.

Harapan kami sebagai masyarakat akan terbit kebijakan baru dan kemudahan dari Pemerintah pusat untuk berpihak kepada masyarakat akar rumput itu sendiri atau kaum papa, dengan harapan daya beli masyarakat tetap stabil ditengah pandemi covid.  (Advertise)